Bismillahirrahmanirrahim…
Bagi mereka yang pernah duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) mungkin cerita ini sudah tak asing lagi dalam ingatan mereka. Bagi saya pribadi yang dari kecil mengang tidak pernah menyentuh pendidikan berbasis keislaman mungkin menjadi sesuaty hal yang baru. Kala itu saya mengikuti kajian Tafsir Al Qur’an yang diampu oleh Ust. Supriyanto Pasir di Masjid Darussalam GPW. Pada kesempatan tersebut beliau menceritakan sedikit tentang pelajaran yang biasa disampaikan di MI pada umumnya. Cerita tersebut biasa tertulis di kitab-kitab klasik yang mungkin pada zaman sekarang ini sudah sangat jarang disampaikan. Berikut isi dari cerita yang disampaikan Ust. Supriyanto Pasir atau sebutan akrabnya Ust. Ucup.
Cerita:
Pelajaran Hari Pertama
Pada suatu ketika dalam sebuah kelas seorang guru menyampaikan topik tentang “MUROQOBAH” secara sederhananya pengertiannya adalah merasa selalu diawasi oleh Allah dalam setiap lini kehidupannya. Kemudian sang guru ini menjelaskan bahwasannya Allah Subhanahu wata’ala adalah Tuhan semesta alam, Ia tidak pernah tidur dan selalu terjaga. Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar. Sehingga tiada satupun kejadian yang luput dari pengawasan-Nya, bahkan dedaunan yang berguguran dimalam hari sekalipun. Sang Guru menjelaskan agar siswanya selalu merasa diawasi oleh Allah SWT sehingga selalu berada dalam kebaikan. Dan pelajaran hari pertamapun selesai.
Pelajaran hari kedua
Pada hari yang kedua terjadi diskusi antara pak guru dengan siswanya:
Pak Guru: Assalamu’alaykum anak-anak…?
Siswa: Wa’alaykumussalam Pak…
Pak Guru: Ok, Sekarang bapak mau tanya, siapakah Tuhan semesta alam?
Siswa: Allah pak guru!
Pak Guru: Lantas siapa yang selalu mengawasi kita setiap hari?
Siswa: Allah pak…
Pak Guru: Baiklah, sekarang bapak ada permainan… Siapa mau ikutan main?
Siswa: Saya pak guru! (murid2 serempak dengan penuh semangat menjawab ajakan pak guru)
Pak Guru: Ok, pak guru sekaran memiliki 20 potong roti, jadi masing-masing kalian akan mendapat jatah 1 potong roti, mau?
Siswa: mau pak guru…
Pak Guru: Bagi kalian yang memenangkan permainan ini akan bapak kasih hadiah, mau?
Siswa: mau pak…
Pak Guru: Sekarang, tugas kalian adalah mencari tempat persembunyian yang paling aman. Kemudian kalian boleh makan kue pemberian bapak kalau tidak ada satupun yang melihat kalian di tempat persembunyian, ok!
Siswa: Okeee!
Pak Guru: Furqon, coba bantu bapak bagi kuenya…
Furqon: ya pak… [ketua kelas]
Pak Guru: Ya, sekarang kalian boleh berpencar untuk mencari tempat persembunyian paling aman. Bapak hitung mundur ya… 4,3,2,1 …mulai! (murid-muridpun berpencar mencari persembunyian paling aman)
Setelah beberapa menit berlalu pak gurupun kembali memanggil murid-muridnya…
Pak Guru: Anak-anak… ayo kumpul lagi…
Siswa: ya pak… (anak-anak beduyun-duyun mendatangi pak guru)
Pak Guru: Anak-anak, apakah akalian sudah memakan kuenya?
Siswa: Sudah pak… (namun ada satu siswa yang menjawab belum, sebut saja namanya Hanif)
Pak Guru: Furqon, kamu tadi bersembunyi dimana?
Furqan: di atas pohon pak…
Pak Guru: Bagus, kamu dimana?
Bagus: di bawah meja pak…
Pak Guru: Sari, kamu dimana?
Sari: dibelakang lemari…
Pak Guru: Apakah waktu kalian makan kue tadi benar-benar tidak ada satupun yang melihatnya?
Siswa: Tidak pak… (Hanif pun terdiam, dan tertunduk lesu)
Pak Guru: Hanif, kenapa kamu kok masih membawa kue yang bapak beri?
Hanif: maaf pak…
Pak Guru: Kenapa kamu? apakah kamu tidak mengikuti perintah bapak tadi?
Hanif: aaa..anu pak, saya sudah berusaha sembunyi tapi masih ada yang melihat saya terus…
Pak Guru: Siapa itu Hanif?
Hanif: Allah pak, jadi kenapun saya sembunyi Allah selalu mengawasi saya jadinya saya tidak memakan kue pemberian bapak…
Pak Guru: Subhanallah, Hanif… kamu benar-benar mengerti dan mengamalkan apa yang bapak ajarkan kemarin…
Hanif: begitu ya pak (dengan muka sedikit senyum lega
Pak Guru: Anak-anak… Jadi pemenang permainan makan kue hari ini adalah Hanif, karena dia sudah mengerti tentang pelajaran MUROQOBAH kemarin. Untuk hari ini cukup sekian ya… Assalamu’alaykum…
Siswa: Wa’alaykumussalam…
Sobat sekalian, dari cerita singkat diatas dapat kita ambil hikmahnya bahwasannya MUROQOBAH adalah hal penting untuk membentengi diri kita dari segala bentuk perbuatan maksiat dan memacu kita untuk selalu beramal Shalih. Kiranya cukup sekian, semoga bermanfa’at. Allahua’lam…